Setiap tahun, seperti di Indonesia, warga Indonesia di Arab Saudi juga memeriahkan HUT RI ke-74 dengan berbagai kegiatan dan lomba. Kegiatan yang diadakan diantaranya perlombaan untuk anak-anak usia sekolah TK hingga SMA yang diikuti oleh siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh dan anak-anak Indonesia yang tinggal di Riyadh dan upacara bendera 17 Agustus 2019. Sebagai puncak perayaan HUT RI ke-74, KBRI Riyadh pada hari Jumát, 6 September 2019 mengadakan pesta rakyat yang bertemakan ‘SDM Unggul Indonesia Maju’. Acara berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh, orangtua siswa, masyarakat Indonesia yang tinggal di Riyadh, ekspatriat, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Riyadh beserta home staff. Semua larut dalam kegembiraan.
Acara pesta rakyat dimulai
pukul 16.30 WSA dibuka dengan tari Remo oleh Altriska siswi kelas XI Sekolah
Indonesia Riyadh. Selanjutnya Hana siswi kelas 2 SD menampilkan tari Topeng
dari Jawa Barat. Gerakannya yang luwes menjadikan suasana semakin meriah. Berikutnya
adalah tampilan dari siswa siswi Sekolah Indonesia Riyadh yang tergabung dalam
group band Optima. Membawakan lagu Kun Anta, group band Optima tampil memukau.
Orang-orang semakin banyak
berdatangan. Mereka mengambil gambar dan video setiap penampilan. Ya, meskipun
jauh dari tanah air namun sebagai sekolah perwakilan, Sekolah Indonesia Riyadh
menampilkan tari-tarian tradisional sebagai bentuk menjaga budaya bangsa
sekaligus sebagai soft power diplomacy.
Apalagi acara tidak hanya dihadiri oleh warga Indonesia, namun beberapa
diantaranya adalah warga Arab Saudi yang ikut memeriahkan acara.
Acara berikutnya adalah
tari Cakil. Tari Cakil ini ditampilkan oleh 8 siswa Sekolah Indonesia Riyadh.
Gerakannya yang kompak dan dinamis menjadi daya tarik tersendiri. Tari
berdurasi 5 menit ini mampu menghipnotis penonton lebih mendekat. Tampilan
disertai atraksi dan dengan berbagai properti menjadikan tarian dinamis. Acara
dihentikan sejenak untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah di mushola KBRI.
Setelah maghrib acara
dilanjutkan dengan tampilan lagu-lagu Sabyan oleh siswi-siswi yang tergabung
dalam group FAAZ. Menampilkan 2 lagu religi menjadikan suasana syahdu. Tampilan
selanjutnya adalah gerak dan lagu Anging Mamiri yang dibawakan oleh kelas VII.
Aril sebagai vokalis mampu membawakan lagu Anging Mamiri dengan merdu diikuti
gerakan tari siswa-siswi yang lain.
Selain hiburan dari
siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh, ada juga tampilan dari masyarakat
Indonesia yang tinggal di sekitar Arab Saudi, seperti vocal group dan tari
Jaipong dari masyarakat Indonesia yang tinggal di Ahsa, orkes dangdut kooperatif
dan Kharisma. Pada kesempatan itu bapak Dubes, Agus Maftuh Abegebriel juga
berkenan menyanyi menghibur masyarakat Indonesia yang hadir malam itu.
Semarak pesta rakyat juga
diramaikan dengan pembagian hadiah pemenang berbagai lomba mulai dari futsal,
voli, pertandingan bola pingpong dan catur. Selain itu para penonton juga
mendapatkan berbagai doorprize. Selain tampilan-tampilan, pesta rakyat ini juga
diramaikan dengan bazaar, donor darah dan pemeriksaan tensi secara gratis. Salah
satu yang menarik tentunya bazaar aneka makanan dengan menu Indonesia. Untuk
mengobati rasa rindu akan makanan tanah air, tersedia berbagai makanan khas Indonesia
diantara nya kue cucur, lupis, donat mini, gemblong, getuk singkong, risoles, lumpia,
rujak buah, rujak serut, dimsum, siomay, batagor, sate padang dan aneka snack
dan minuman.
Keberhasilan acara pesta
rakyat ini tak lepas dari peran Bp. Abdullah Syifa, M.Ed selaku Kepala Sekolah
Indonesia Riyadh yang selalu mendampingi anak-anak latihan, baik ketika
mempersiapkan tampilan pesta rakyat maupun ketika mempersiapkan tim paskibra
sebulan sebelum pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus 2019.
Perayaan 17 Agustus memiliki arti tersendiri
bagi warga Indonesia di Riyadh Arab Saudi. Pesta rakyat ini bisa dikatakan sebagai
ajang pemersatu bangsa, sebagai ajang budaya. Pesta rakyat juga dimaknai bahwa
kemerdekaan sejatinya bukan hanya dirayakan, namun lebih dari itu menjadikan
momentum bagi warga Negara Indonesia bahwa perjuangan ke depan lebih berat
karena yang dihadapi bukan melawan penjajah secara fisik. Perjuangan yang
sesungguhnya adalah bagaimana menjadi bangsa yang bermartabat dan dihargai,
mandiri dan berdikari setara dengan bangsa maju lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar