Tak diragukan lagi dalam
kancah global, bahasa Inggris memiliki peranan penting, baik sebagai alat
komunikasi maupun pengantar pendidikan dan berinteraksi dengan masyarakat global.
Keberadaan sekolah Indonesia di Luar Negeri dituntut untuk memiliki wawasan
lebih, terutama dalam berkomunikasi. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai
adalah Bahasa Inggris. Sebagai Bahasa Internasional, Bahasa Inggris umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Menjawab tantangan global
ini, Sekolah Indonesia Riyadh mengadakan kegiatan English Camp selama sehari
penuh pada hari Sabtu, 14 September 2019. Bertempat di istirohah Thoyibah, 60 siswa-siswi
terpilih Sekolah Indonesia Riyadh mulai dari tingkat SD-SMA penuh antusias
mengikuti kegiatan. Anak-anak berkumpul di sekolah jam 6.30 WSA dan berangkat
tepat pukul 7.00. Sebanyak 2 bus sekolah dan 1 minibus kecil ikut mengantar
anak-anak dan guru pendamping memulai perjalanan menuju istirohah.
English camp ini tidak
hanya diikuti oleh siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh. Sebanyak 25 siswa-siswi
sekolah internasional turut serta dalam kegiatan, mereka berasal dari India, Suriah,
Yaman, Malaysia, Arab Saudi. Sebagai trainer/pelatih, panitia bekerja sama dengan
badan public speaking Riyadh ‘The World Class Coaches and Toastmasters’,
yaitu Mr. Faisal dan Mr. Shamsuri.
Kegiatan disambut dan
dibuka oleh Kepala Sekolah Indonesia Riyadh, Bp. Abdullah Syifa, M.Ed pada
pukul 8.00 tepat. Pada kesempatan ini Kepala Sekolah menyampaikan bahwa dengan
mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak lebih percaya diri dalam
berkomunikasi berbahasa Inggris, saling mengenal satu sama lain, menambah
wawasan, kerjasama dan berbagi pengalaman dengan teman-teman baru.
Mr. Shamsuri,
Bp. Abdullah Syifa, M.Ed, Mr. Faishal Ibu Anggraeni membuka kegiatan English
Camp
Selama kegiatan pemateri dan
peserta berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris. Materi-materi disampaikan
dengan metode permainan sehingga suasana lebih menyenangkan dan anak-anak mengikuti
dengan gembira. Terlihat pada setiap sesi, anak-anak selalu mengikuti dengan
antusias. Kegiatan terbagi dalam 7 sesi;
1. Introduction
Sesi ini adalah sesi perkenalan. Pada
awal pertemuan, Trainer meminta anak-anak untuk duduk menyebar dan membaur
dengan peserta lain. Trainer memberikan perintah dan arahan tentang aturan permainan
lalu anak-anak mengikuti. Dalam permainan ini anak-anak mengikuti apa yang
diucapkan oleh Trainer, misalnya ketika Trainer mengucapkan ‘Walk’, maka
anak-anak berjalan, ketika Trainer mengucapkan ‘Stop’, anak-anak berhenti, ketika
Trainer mengucapkan ‘Name’, anak-anak serentak menyebutkan namanya masing-masing.
Permainan ini semakin seru ketika perintah dibalik. Jika trainer mengucapkan ‘Walk’,
anak-anak harus berhenti, dan ketika trainer mengucapkan ‘Stop’, anak-anak
harus berjalan, begitu seterusnya. Permainan ini bertujuan meningkatkan
konsentrasi dan fokus, percaya diri dalam bertindak, kesadaran akan sekeliling
kita.
Masih dalam sesi ini, anak-anak mengenalkan
diri dengan permainan. Peserta dibagi dalam 10 kelompok dan membuat lingkaran. Dalam
satu kelompok, satu anak mengenalkan diri, dilanjutkan anak di sebelahnya mengenalkan
dirinya sendiri sekaligus mengulang identitas anak sebelumnya, demikian
seterusnya hingga semua anak dalam kelompok tersebut mendapat giliran. Dalam permainan
ini anak-anak dituntut untuk mengenal masing-masing identitas anak dalam
kelompok tersebut. Permainan ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan ingatan
tajam. Dengan mengasah kepekaan pendengaran dan keberanian diri, anak-anak
mampu mengenalkan diri dan menambah kosakata baru.
Permainan ini menirukan pasangan
mainnya baik dalam berbicara maupun bertingkah laku ketika berbicara. Permainan
ini mengasah bagaimana belajar lebih cepat dan mudah dengan mengikuti arahan
trainer serta meningkatkan kepercayaan diri anak.
3. 3. High Performance Game
Pada sesi High Performance Game, anak-anak diajak melakukan beberapa game
menarik, seperti: Game – Jigsaw, Alphabet Game. Pada awal sesi, Trainer menunjuk 2 anak untuk maju ke depan. Masing-masing
anak akan memimpin peserta untuk melakukan perintahnya. Peserta terbagi menjadi
2 bagian. Satu bagian mengikuti pemimpin A, satu bagian lagi mengikuti pemimpin
B. perintahnya sederhana, peserta diminta mengikuti irama tepuk pemimpinnya. Trainer
mengarahkan. Permainan bertambah seru karena tepukan yang dihasilkan
menciptakan irama baru. Game ini membantu anak-anak untuk memahami teori dalam
pikiran dan pentingnya memiliki seorang guru atau pelatih untuk membimbing
dalam menuangkan pemikiran.
Selanjutnya permainan Jisgsaw. Anak-anak
terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Anak-anak menyelesaikan
potongan-potongan gambar untuk disusun kembali menjadi bentuk gambar utuh. Permainan
ini membutuhkan konsentrasi dan kerjasama di antara peserta. Dengan potongan-potongan
kecil dan berjumlah banyak, anak-anak dituntut kerja cepat dan kesungguhan. Falsafah
dari permainan ini adalah peserta yang berasal dari berbagai latar belakang,
satu sama lain harus saling melengkapi tanpa melihat latar belakangnya (suku,
bangsa, dll).
Berikutnya adalah permainan Alphabet Game. Anak-anak meniru gerakan huruf
alphabet sesuai dengan huruf kunci, seperti ketika gerakan huruf Á’ gerakan meniru
tanda ‘R’ artinya tangan digerakkan ke arah kanan, kaki kiri diangkat. Ketika gerakan
huruf ‘B’, gerakan meniru tanda ‘L’ tangan digerakkan ke arah kiri, kaki kanan
diangkat. Dengan dinyanyikan bersamaan lagu, permainan ini lebih mengasyikkan
untuk diikuti. Permainan ini mengasah kemampuan koordinasi tangan dan kaki dan
konsentrasi.
4. 4. Anchoring
Pada sesi ini Trainer memberikan
motivasi bagaimana memandang sesuatu secara positif. Pemikiran positif
mempengaruhi tindakan kita. Di sekeliling kita banyak kejadian yang
mempengaruhi emosi kita. Kejadian atau benda bias menjadi stimulus yang dapat
membawa kita mengulang kembali pengalaman pada waktu itu.
5. 5. Flow
Sesi ini Trainer memberikan motivasi,
arahan untuk membantu anak-anak bagaimana mengerti suatu konsep dan bagaimana
untuk memaksimalkan potensi mereka. Melalui game atau permainan, sesi ini bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dengan cara mempresentasikan kisah
yang unik yang pernah dialami anak-anak sehari-hari. Tantangan permainan ini
adalah keberanian anak untuk maju ke depan dan menceritakan kisah hidupnya yang
menurutnya sangat berkesan dalam berbahasa Inggris. Kisah hidup yang
diceritakan diibaratkan sebagaii pemicu untuk memperbaiki sikap di masa
mendatang. Dengan menjadikan pemicu yang pernah
dialami seseorang dapat membantu orang
tersebut
untuk meningkatkan kinerja mereka dalam setiap kegiatan maupun belajar.
6.
Power Word
Kekuatan kata. Permainan ini mengasah
keberanian dan kepercayaan diri anak untuk mengungkapkan perasaan atau
peristiwa yang dialami melalui sebuah percakapan yang mengandung kata yang
telah ditentukan. Sesi ini membantu anak-anak untuk berbicara dan menghubungkan
kata dengan pemikirannya. Kata-kata yang ditentukan seperti: because, and, imagine, which means, notice. Pertama
anak berbicara dengan kalimat yang mengandung kata ‘because’. Anak berbicara bergiliran dan berhadapan dengan pasangannya.
Selanjutnya kosakata semakin meningkat. Anak berbicara dengan kalimat yang
mengandung kata ‘because’ dan ánd’. Permainan berlanjut hingga peserta menggunakan
semua kata-kata yang ditentukan secara lengkap.
7.
Breakthrough
Di akhir sesi, Trainer merangkum
semua kegiatan hari ini. Trainer memberikan kesempatan pada beberapa anak untuk
mempresentasikan apa yang telah dirasakan dan didapatkan selama kegiatan
English Camp hari ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bayan Abu Shaar peserta
dari Suriah, dia merasa senang bisa bergabung dalam kegiatan ini karena bisa berkenalan
dengan lebih banyak teman dari bangsa lain, terutama dari Indonesia. Begitu juga
Nurah, siswi Sekolah Indonesia Riyadh menyampaikan bahwa dirinya senang dan
bangga menjadi bagian dari kegiatan ini, di awal dia merasa kurang percaya diri
untuk berbicara di depan publik, namun acara ini dia mendapatkan kesempatan
untuk berbicara di depan peserta dengan penuh percaya diri.
Puncak kegiatan, Trainer memberikan kentang
kepada anak-anak, masing-masing satu biji. Anak-anak diminta untuk menusuk
kentang itu hanya sekali tusukan dengan menggunakan sedotan. Beberapa anak
mampu menusuk kentang dengan sekali tusukan. Mereka tampak takjub dan antusias
ketika berhasil memecahkan masalah ini. Beberapa yang tidak berhasil,
disemangati oleh rekan-rekannya. Pada intinya permainan ini mengajarkan dalam
melakukan sesuatu harus yakin dan percaya dirinya mampu melakukan. Kepercayaan inilah
menjadi modal untuk melangkah ke depan.
Sehari penuh bermain dan berinteraksi
besama teman-teman baru dari berbagai negara membuat anak-anak merasa lebih
percaya diri karena ternyata mereka mampu berkomunikasi dengan baik.
Kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama
seluruh peserta, trainer dan panitia. Anak-anak pulang dengan membawa kesan
yang tentunya akan menjadikan pengalaman yang berharga.
0 komentar:
Posting Komentar