Senin, 11 November 2019

ENGLISH CAMP SEKOLAH INDONESIA RIYADH MELEJITKAN POTENSI ANAK DALAM BERBAHASA


Tak diragukan lagi dalam kancah global, bahasa Inggris memiliki peranan penting, baik sebagai alat komunikasi maupun pengantar pendidikan dan berinteraksi dengan masyarakat global. Keberadaan sekolah Indonesia di Luar Negeri dituntut untuk memiliki wawasan lebih, terutama dalam berkomunikasi. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah Bahasa Inggris. Sebagai Bahasa Internasional, Bahasa Inggris umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menjawab tantangan global ini, Sekolah Indonesia Riyadh mengadakan kegiatan English Camp selama sehari penuh pada hari Sabtu, 14 September 2019. Bertempat di istirohah Thoyibah, 60 siswa-siswi terpilih Sekolah Indonesia Riyadh mulai dari tingkat SD-SMA penuh antusias mengikuti kegiatan. Anak-anak berkumpul di sekolah jam 6.30 WSA dan berangkat tepat pukul 7.00. Sebanyak 2 bus sekolah dan 1 minibus kecil ikut mengantar anak-anak dan guru pendamping memulai perjalanan menuju istirohah.
English camp ini tidak hanya diikuti oleh siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh. Sebanyak 25 siswa-siswi sekolah internasional turut serta dalam kegiatan, mereka berasal dari India, Suriah, Yaman, Malaysia, Arab Saudi. Sebagai trainer/pelatih, panitia bekerja sama dengan badan public speaking Riyadh ‘The World Class Coaches and Toastmasters’, yaitu Mr. Faisal dan Mr. Shamsuri.
Kegiatan disambut dan dibuka oleh Kepala Sekolah Indonesia Riyadh, Bp. Abdullah Syifa, M.Ed pada pukul 8.00 tepat. Pada kesempatan ini Kepala Sekolah menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak lebih percaya diri dalam berkomunikasi berbahasa Inggris, saling mengenal satu sama lain, menambah wawasan, kerjasama dan berbagi pengalaman dengan teman-teman baru.


Mr. Shamsuri, Bp. Abdullah Syifa, M.Ed, Mr. Faishal Ibu Anggraeni membuka kegiatan English Camp

Selama kegiatan pemateri dan peserta berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris. Materi-materi disampaikan dengan metode permainan sehingga suasana lebih menyenangkan dan anak-anak mengikuti dengan gembira. Terlihat pada setiap sesi, anak-anak selalu mengikuti dengan antusias. Kegiatan terbagi dalam 7 sesi;
1.       Introduction
Sesi ini adalah sesi perkenalan. Pada awal pertemuan, Trainer meminta anak-anak untuk duduk menyebar dan membaur dengan peserta lain. Trainer memberikan perintah dan arahan tentang aturan permainan lalu anak-anak mengikuti. Dalam permainan ini anak-anak mengikuti apa yang diucapkan oleh Trainer, misalnya ketika Trainer mengucapkan ‘Walk’, maka anak-anak berjalan, ketika Trainer mengucapkan ‘Stop’, anak-anak berhenti, ketika Trainer mengucapkan ‘Name’, anak-anak serentak menyebutkan namanya masing-masing. Permainan ini semakin seru ketika perintah dibalik. Jika trainer mengucapkan ‘Walk’, anak-anak harus berhenti, dan ketika trainer mengucapkan ‘Stop’, anak-anak harus berjalan, begitu seterusnya. Permainan ini bertujuan meningkatkan konsentrasi dan fokus, percaya diri dalam bertindak, kesadaran akan sekeliling kita.
Masih dalam sesi ini, anak-anak mengenalkan diri dengan permainan. Peserta dibagi dalam 10 kelompok dan membuat lingkaran. Dalam satu kelompok, satu anak mengenalkan diri, dilanjutkan anak di sebelahnya mengenalkan dirinya sendiri sekaligus mengulang identitas anak sebelumnya, demikian seterusnya hingga semua anak dalam kelompok tersebut mendapat giliran. Dalam permainan ini anak-anak dituntut untuk mengenal masing-masing identitas anak dalam kelompok tersebut. Permainan ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan ingatan tajam. Dengan mengasah kepekaan pendengaran dan keberanian diri, anak-anak mampu mengenalkan diri dan menambah kosakata baru.

 2.      Modelling Exercise
Permainan ini menirukan pasangan mainnya baik dalam berbicara maupun bertingkah laku ketika berbicara. Permainan ini mengasah bagaimana belajar lebih cepat dan mudah dengan mengikuti arahan trainer serta meningkatkan kepercayaan diri anak.


3.      3. High Performance Game
Pada sesi High Performance Game, anak-anak diajak melakukan beberapa game menarik, seperti: Game – Jigsaw, Alphabet Game. Pada awal sesi, Trainer menunjuk 2 anak untuk maju ke depan. Masing-masing anak akan memimpin peserta untuk melakukan perintahnya. Peserta terbagi menjadi 2 bagian. Satu bagian mengikuti pemimpin A, satu bagian lagi mengikuti pemimpin B. perintahnya sederhana, peserta diminta mengikuti irama tepuk pemimpinnya. Trainer mengarahkan. Permainan bertambah seru karena tepukan yang dihasilkan menciptakan irama baru. Game ini membantu anak-anak untuk memahami teori dalam pikiran dan pentingnya memiliki seorang guru atau pelatih untuk membimbing dalam menuangkan pemikiran.
Selanjutnya permainan Jisgsaw. Anak-anak terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Anak-anak menyelesaikan potongan-potongan gambar untuk disusun kembali menjadi bentuk gambar utuh. Permainan ini membutuhkan konsentrasi dan kerjasama di antara peserta. Dengan potongan-potongan kecil dan berjumlah banyak, anak-anak dituntut kerja cepat dan kesungguhan. Falsafah dari permainan ini adalah peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, satu sama lain harus saling melengkapi tanpa melihat latar belakangnya (suku, bangsa, dll).

Berikutnya adalah permainan Alphabet Game. Anak-anak meniru gerakan huruf alphabet sesuai dengan huruf kunci, seperti ketika gerakan huruf Á’ gerakan meniru tanda ‘R’ artinya tangan digerakkan ke arah kanan, kaki kiri diangkat. Ketika gerakan huruf ‘B’, gerakan meniru tanda ‘L’ tangan digerakkan ke arah kiri, kaki kanan diangkat. Dengan dinyanyikan bersamaan lagu, permainan ini lebih mengasyikkan untuk diikuti. Permainan ini mengasah kemampuan koordinasi tangan dan kaki dan konsentrasi.

4.      4. Anchoring
     Pada sesi ini Trainer memberikan motivasi bagaimana memandang sesuatu secara positif. Pemikiran positif mempengaruhi tindakan kita. Di sekeliling kita banyak kejadian yang mempengaruhi emosi kita. Kejadian atau benda bias menjadi stimulus yang dapat membawa kita mengulang kembali pengalaman pada waktu itu.

5.      5. Flow
     Sesi ini Trainer memberikan motivasi, arahan untuk membantu anak-anak bagaimana mengerti suatu konsep dan bagaimana untuk memaksimalkan potensi mereka. Melalui game atau permainan, sesi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dengan cara mempresentasikan kisah yang unik yang pernah dialami anak-anak sehari-hari. Tantangan permainan ini adalah keberanian anak untuk maju ke depan dan menceritakan kisah hidupnya yang menurutnya sangat berkesan dalam berbahasa Inggris. Kisah hidup yang diceritakan diibaratkan sebagaii pemicu untuk memperbaiki sikap di masa mendatang. Dengan menjadikan pemicu yang pernah dialami seseorang dapat membantu orang tersebut untuk meningkatkan kinerja mereka dalam setiap kegiatan maupun belajar.  

6.      Power Word
Kekuatan kata. Permainan ini mengasah keberanian dan kepercayaan diri anak untuk mengungkapkan perasaan atau peristiwa yang dialami melalui sebuah percakapan yang mengandung kata yang telah ditentukan. Sesi ini membantu anak-anak untuk berbicara dan menghubungkan kata dengan pemikirannya. Kata-kata yang ditentukan seperti: because, and, imagine, which means, notice. Pertama anak berbicara dengan kalimat yang mengandung kata ‘because’. Anak berbicara bergiliran dan berhadapan dengan pasangannya. Selanjutnya kosakata semakin meningkat. Anak berbicara dengan kalimat yang mengandung kata ‘because’ dan ánd’. Permainan berlanjut hingga peserta menggunakan semua kata-kata yang ditentukan secara lengkap.


7.      Breakthrough
Di akhir sesi, Trainer merangkum semua kegiatan hari ini. Trainer memberikan kesempatan pada beberapa anak untuk mempresentasikan apa yang telah dirasakan dan didapatkan selama kegiatan English Camp hari ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bayan Abu Shaar peserta dari Suriah, dia merasa senang bisa bergabung dalam kegiatan ini karena bisa berkenalan dengan lebih banyak teman dari bangsa lain, terutama dari Indonesia. Begitu juga Nurah, siswi Sekolah Indonesia Riyadh menyampaikan bahwa dirinya senang dan bangga menjadi bagian dari kegiatan ini, di awal dia merasa kurang percaya diri untuk berbicara di depan publik, namun acara ini dia mendapatkan kesempatan untuk berbicara di depan peserta dengan penuh percaya diri.
Puncak kegiatan, Trainer memberikan kentang kepada anak-anak, masing-masing satu biji. Anak-anak diminta untuk menusuk kentang itu hanya sekali tusukan dengan menggunakan sedotan. Beberapa anak mampu menusuk kentang dengan sekali tusukan. Mereka tampak takjub dan antusias ketika berhasil memecahkan masalah ini. Beberapa yang tidak berhasil, disemangati oleh rekan-rekannya. Pada intinya permainan ini mengajarkan dalam melakukan sesuatu harus yakin dan percaya dirinya mampu melakukan. Kepercayaan inilah menjadi modal untuk melangkah ke depan.
Sehari penuh bermain dan berinteraksi besama teman-teman baru dari berbagai negara membuat anak-anak merasa lebih percaya diri karena ternyata mereka mampu berkomunikasi dengan baik.
Kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama seluruh peserta, trainer dan panitia. Anak-anak pulang dengan membawa kesan yang tentunya akan menjadikan pengalaman yang berharga.




0 komentar:

Posting Komentar